Jakarta – Penurunan laba akibat anjloknya permintaan, seiring pelemahan ekonomi global, menyerang kinerja berbagai industri. Hanya beberapa emiten yang diprediksi mampu membukukan peningkatan. Salah satunya PT Bumi Resources (BUMI).
Pada penutupan perdagangan Senin (13/4) kemarin, saham BUMI berhasil ditutup menguat 80 poin (8,51%) ke level Rp 1.020 per untinya. Emiten ini menjadi saham teraktif, dimana volume transaksi terpantau sebanyak 908,126 lembar saham, senilai Rp 454,861 miliar dengan frekuensi 6,782 kali.
Analis Danareksa Sekuritas Felicia Barus memprediksikan, pendapatan BUMI tahun ini mampu mencatatkan kenaikan. Hal ini ditunjang peningkatan produksi batubara dan turunnya beban biaya yang ditanggung perseroan.
Ia pun memberi rekomendasi positif untuk emiten primadona ini. “Kami rekomendasikan beli untuk saham BUMI dengan target harga Rp 1.200 per unit dalam dua belas bulan ke depan,” katanya dalam riset yang dipublikasikan Senin (13/4).
Menurutnya, pendapatan BUMI 2009 akan mengalami kenaikan 49% dan di 2010 sebesar 23%. Rasio harga terhadap laba bersih per saham (price to earning ratio/PER) BUMI pun diprediksi menjadi 4,6 kali pada 2009 dan 6,2 kali pada 2010.
Naiknya pendapatan disebabkan beberapa faktor, seperti penurunan prediksi biaya operasional berturut-turut sebesar 8% di 2009 dan 7% di 2010. Kemudian penurunan biaya bunga menjadi hanya 36% di 2009 dan 66% tahun selanjutnya.
Selain itu, kenaikan pendapatan juga dipicu lebih rendahnya pajak yang dikenakan ke BUMI hingga sebesar 30%, dibandingkan estimasi sebelumnya sebesar 45%. Kendati demikian, BUMI tidak lagi dapat menikmati keuntungan pajak yang besar di masa datang. “Kami yakin, tingkat pajak akan normal di level 30%,” papar Felicia.
Seperti diketahui, pada kuartal keempat 2008 lalu, BUMI harus membayar tax rate di level 25%. Padahal di kuartal ketiga 2008, tax rate masih berada di kisaran 14%.
Felicia menambahkan, proyeksi produksi batubara BUMI tahun ini dinaikkan 5,83% menjadi 58,1 juta ton, dari semula 54,9 juta ton. Hal itu karena volume penjualan batubara diperkirakan naik 3,2% menjadi 56,7 juta ton, dari target semula 54,9 juta ton.
Beberapa faktor tersebut dianggap dapat menutup kerugian akibat merosotnya harga batubara yang diprediksi akan anjlok sebesar 17% pada 2009 dan 20% pada 2010.
Di sisi lain, naiknya utang BUMI sebesar 105% di akhir 2008 lalu paska mengakuisisi Fajar Bumi Sakti dan Darma Henwa, akan berkurang 59% pada akhir 2009 dan hanya sekitar 35% di 2010. “Ke depannya, saya melihat utang BUMI akan terus merosot,” ungkapnya.
Sepanjang 2008, BUMI membukukan penurunan laba bersih sebesar 18% menjadi US$ 654 juta. Sementara, laba inti BUMI mengalami kenaikan 96% menjadi US$ 644 juta.
Adapun pendapatan mencapai US$ 3,378 miliar di 2008, atau naik 49,1%, sebagai imbas naiknya harga rata-rata batubara BUMI sebesar US$ 73,34 per ton, atau menguat 66,9%. Tahun lalu, BUMI memproduksi batubara 52,8 juta ton di 2008, naik 1,7%. Namun, penjualan batubara BUMI turun 7,1% menjadi 51,5 juta ton. [E1]
Tuesday, April 14, 2009
PT Bumi Resources (BUMI) diprediksi mampu membukukan peningkatan.
Labels:
NEWS HIGHLIGHT
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment